BUMN Sudah Terapkan 4 Hari Kerja, Dukung Aturan Serupa Diterapkan di Jakarta

Adam
, 1/24/2025 04:29:00 PM WIB Last Updated 2025-01-24T14:01:04Z
---

– Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendukung wacana tim transisi Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta terpilih, Pramono Anung dan Rano Karno, untuk menerapkan kebijakan 4 hari kerja di Jakarta.

Deputi Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN, Tedi Bharata, menilai kebijakan tersebut merupakan langkah baik.

(CWS).

"Kita enggak apa-apa, ini kebijakan yang bagus," ujar Tedi saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (24/1/2025).

Sistem Kerja 4 Hari di Kementerian BUMN

Tedi menjelaskan, program CWS memungkinkan pegawai bekerja 4 hari dalam seminggu asalkan memenuhi beberapa persyaratan, seperti menyelesaikan 40 jam kerja dalam satu minggu, memenuhi disiplin dan target kinerja, serta menyusun rencana dan output kerja selama 4 hari.

Program ini bersifat sukarela dan membutuhkan persetujuan terlebih dahulu.

dulu," kata Tedi.

Hingga saat ini, kebijakan tersebut hanya berlaku di Kementerian BUMN dan belum diterapkan di perusahaan-perusahaan BUMN.

Tedi menambahkan, program ini sedang dievaluasi untuk mengukur efektivitasnya terhadap produktivitas pegawai.

Wacana Tim Transisi Pramono-Rano

Anggota Tim Transisi Pramono-Rano Bidang Kebijakan Publik, Nirwono Joga, mengungkapkan kebijakan 4 hari kerja di Jakarta diusulkan sebagai langkah inovasi dan mitigasi terhadap berbagai bencana seperti banjir dan polusi udara.

"Pengurangan hari kerja, 4 hari kerja itu salah satu yang sedang digagas oleh Pramono," ujar Nirwono, Selasa (21/1/2025), di Gedung DPRD Jakarta.

Ia menjelaskan, kebijakan ini terinspirasi dari kota-kota di Eropa, khususnya wilayah Skandinavia, yang telah berhasil menerapkan sistem serupa.

"Ketika memasuki puncak musim hujan dengan ancaman banjir, maka solusi yang paling mudah adalah meliburkan pekerja," ucap Nirwono.

Selain itu, kebijakan ini juga dianggap relevan untuk mengatasi polusi udara yang seringkali menempatkan Jakarta di tiga besar kota dengan tingkat polusi tertinggi di dunia.

(WFH) di masa tertentu.

"Solusinya paling mudah, murah, dan efektif adalah WFH," tambahnya.

Komentar

Tampilkan

Terkini