Barito Kuala, 14 Juni 2025 — Proses produksi film horor berjudul Pirunduk karya rumah produksi Bima Sakti kembali berlanjut memasuki hari keenam.
Kali ini, pengambilan gambar dilakukan di sebuah gudang beras milik H. Ilmi yang terletak di Desa Berangas Tengah, Gang NU RT 11 RW 3, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.
Film yang disutradarai Billy Christian serta diproduseri dan ditulis oleh Budi Ismanto ini turut menghadirkan dua talenta lokal Kalimantan Selatan, yakni H. Meri Apriansyah dan Faisal, yang lebih dikenal dengan nama panggung Ichal Iloenx.
Keduanya memerankan tokoh pengusaha beras yang sedang melakukan transaksi jual beli dengan pemeran utama, Aulia Sarah, yang memerankan karakter Siti.
Aulia Sarah sendiri merupakan aktris nasional yang dikenal lewat perannya dalam film-film horor populer seperti Badarawuhi (KKN di Desa Penari) dan Waktu Maghrib.
Bagi H. Meri, yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Tatah Mesjid, keterlibatannya dalam film ini merupakan pengalaman baru yang penuh tantangan.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada tim Bima Sakti Production yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk berperan dalam film Pirunduk.
Memerankan tokoh seorang pengusaha beras kaya raya (kedua) di era 80-an merupakan tantangan tersendiri, terutama bagi saya yang tidak memiliki pengalaman akting sebelumnya," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan rasa bangga bisa terlibat meski sebagai pemeran pendukung. "Ini adalah pengalaman yang sangat menantang dan menjadi kebanggaan luar biasa bagi saya secara pribadi," tambahnya.
Senada dengan H. Meri, Ichal Iloenx yang juga berperan sebagai pengusaha beras 1 (pertama) menyampaikan bahwa tantangan utama baginya terletak pada adegan dialog.
“Dialog bukan sekadar mengucapkan kata-kata, tapi juga harus selaras dengan mimik dan gestur tubuh.
Apalagi kami berdialog langsung dengan Aulia Sarah, aktris papan atas yang sudah sangat berpengalaman di dunia film horor Indonesia,” jelas Ichal, yang sebelumnya pernah tampil di sejumlah film lokal seperti Mafia Banjar II, Syekh Muhammad Al-Banjary, Nan Sarunai, dan Nyai Undang.
H. Meri berharap produksi film Pirunduk dan karya-karya Bima Sakti Production lainnya terus berlanjut dan mampu mengangkat potensi daerah, khususnya di Kecamatan Alalak.
“Masuknya kegiatan perfilman nasional ke wilayah kami memberikan dampak positif, termasuk potensi peningkatan pendapatan masyarakat.
Harapan saya, Kecamatan Alalak bisa menjadi tuan rumah bagi produksi film layar lebar berskala nasional di masa mendatang,"
Ichal Iloenx turut mengapresiasi langkah Bima Sakti Production yang konsisten mengangkat kisah-kisah urban legend khas Kalimantan Selatan.
“Film ini menambah khazanah perfilman horor Indonesia yang bersumber dari budaya lokal Kalimantan,” pungkasnya.(@dw)