Banjarmasin,- Kepala Kantor Wilayah (Ka.Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Kaliamntan Selatan (Kalsel) Dr. H. Muahmmad Tambrin M.M.Pd mengajak para guru di Kalsel untuk mengimplementasikan Kurikulum Berbasis Cinta di Madrasah.
Sebagaimana visi Indonesia Emas 2045 membentuk SDM unggul yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter dan humanis kata Tambrin, pendidikan harus menjadi ruang pembentukan karakter dan kemanusian, dan kurikulum cinta hadir untuk menanamkan nilai kasih sayang, toleransi dan empati melalui Pendidikan.
“Ini yang akan digaungkan dan jalankan oleh Menteri Agama Republik Indonesia Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA dan ini menjadi gagasan utama dalam proyek strategis di Kementerian Agama khususnya, di Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam,” ujar Tambrin dalam paparan tentang Gambaran Umum Pendidikan Madrasah di Kalimantan Selatan pada Kegiatan Konferensi Kerja Provinsi 1 Persatuan Guru Republik Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan, Sabtu (26/04/2025) di Royal Jelita Hotel Banjarmasin.
Didalam Kurikulum yang menekankan pengembangan karakter, pengalaman belajar, serta aspek sosial dan emosional kata Tambrin, ada prinsip 9K yang harus dilaksanakan yaitu: keberagaman, kebersamaan, kekeluargaan, kemandirian, kesetaraan, kebermanfaatan, kejujuran, keikhlasan, dan kesinambungan.
“Kurikulum bukan hanya isi pelajaran, tapi pengalaman belajar holistik (kognitif, sosial, emosional) dan cinta hadir sebagai nilai transenden yang menghubungkan manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam; multi-perspektif (filsafat, psikologi, agama),” terangnya.
Kurikulum Cinta yang memiliki tujuan empatik, toleran, dan cinta damai, mampu mencintai Allah, sesama, diri sendiri, lingkungan, dan bangsa serta menjunjung nilai kejujuran, tanggung jawab dan nasionalisme kata Tambrin, sesuai dengan karaktetistik Pendidikan di Madrasah yang memiliki karakteristik keagamaan.
“Materi kurikulum cinta mengajarkan cinta kepada Allah (Hubbullah), cinta kepada Rasul (Hubburrasul), cinta kepada diri sendiri (Hubbunnafs), cinta kepada sesama (Hubbunnaas), cinta lingkungan (Hubbulbiah) dan cinta tanah air (Hubbulwathan),” terangnya.
Selanjutnya Tambrin juga memaparkan indikator keberhasilan kurikulum cinta yang menunjukkan adanya karakter empatik dan toleran peserta didik, pembelajaran berbasis nilai dan kolaboratif, kegiatan sosial dan pelibatan keluarga, lingkungan belajar yang aman dan penuh kasih, serta keterampilan sosial, refleksi diri, dan cinta tanah air.
Mengakhiri paparannya, Tambrin mengharapkan kegiatan Konferensi Kerja Provinsi 1 Persatuan Guru Republik Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan bisa menjadi ajang sosialisasi bagi para guru di Kalsel untuk menjadi anggota PGRI Kalsel untuk membangun kebersamaan.(kemenagkalsel)