Bandung – Nasib malang menimpa Ifan Sofyan (18), warga Kampung Simpang, Desa Wangisagara, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung. Setelah menjual ginjalnya seharga Rp 75 juta, Ifan mendadak “berlimpah” uang dan membelanjakannya untuk berbagai barang berharga. Namun kebahagiaan itu tak bertahan lama.
Dalam kurun waktu sehari setelah kembali ke rumah, Ifan membelanjakan uang hasil penjualan ginjal tersebut untuk membeli hp, sepeda motor, televisi, konsol permainan (PlayStation), serta memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia bahkan menghadiahi istrinya emas seberat 23 gram sebagai bentuk kasih sayang.
“Kami sempat senang karena merasa punya banyak uang. Tapi itu tak bertahan lama,” ujar Ifan saat ditemui di kediamannya.
Kebahagiaan mereka berubah menjadi duka. Dua hari berselang, rumah yang mereka tinggali mendadak porak-poranda. Ifan dan istrinya menemukan rumah satu lantai mereka telah dibobol maling.
Sejumlah barang berharga, hp termasuk televisi, PlayStation, dan emas, raib digondol pencuri.
“Yang tersisa hanya sepeda motor. Pencuri juga membawa kabur uang tunai Rp 2 juta,” kata Ifan.
Beruntung, Ifan masih memiliki sisa uang sebesar Rp 11 juta. Sebagian langsung ia gunakan untuk melunasi utang sebesar Rp 3 juta. Kini, pria muda yang belum memiliki pekerjaan tetap itu hanya mengandalkan sisa Rp 7 juta untuk mencukupi kebutuhan keluarganya sehari-hari.
“Saya belum kerja, sekarang hidup dari uang sisa ini. Tapi makin lama makin habis,” ucapnya lirih.
Kisah Ifan menjadi cerminan getir soal keputusan ekstrem yang diambil karena tekanan ekonomi. Kini, ia dan keluarganya hanya bisa berharap pada sisa rezeki yang ada, sambil terus mencari jalan keluar dari keterpurukan.(red)