JAKARTA, – Nama Rere GrassRock barangkali tak sepopuler vokalis atau gitaris dalam industri musik, namun kiprah drummer kelahiran 18 Agustus 1968 ini tak bisa dipandang sebelah mata.
Bernama lengkap Mochamed Reza Pahlevi, Rere dikenal sebagai drummer andalan grup rock legendaris Grass Rock, sekaligus figur penting di balik kesuksesan sejumlah album musisi papan atas Tanah Air.
Yang menarik, Rere ternyata merupakan sepupu dari Bimbim, drummer sekaligus pendiri band Slank. Kedekatan keluarga itu sempat terungkap dalam berbagai momen kolaborasi keduanya di balik layar musik Indonesia.
Rere mulai mencuri perhatian saat dinobatkan sebagai Drummer Terbaik dalam Festival Rock Indonesia tahun 1985 dan 1986, ketika Grass Rock menjadi peserta festival tersebut. Sejak saat itu, ia menjadi salah satu drummer paling produktif dan berpengaruh di industri musik Tanah Air.
"Saya nggak pernah menghitung sudah berapa album yang saya isi. Buat saya, setiap proyek itu ibarat perjalanan spiritual. Saya hanya ingin memberikan yang terbaik untuk setiap lagu," ujar bercerita pada media ini, Sabtu (11/5/2025).
Nama Rere tercatat dalam kredit berbagai album hits dari musisi lintas genre. Ia mengisi drum atau instrumen lainnya dalam karya-karya dari:
Slank – Album PISS (1993), jimbe di lagu Tepi Campuhan
Nike Ardilla – Album Bintang Kehidupan (1990), drum di lagu Bintang Kehidupan, Khayal, Kesal, dan Putih
Anang Hermansyah – Album Lepas (1994), drum di Satu Hasrat dan Melati
Iwan Fals – Album Orang Gila (1994), serta beberapa lagu di album Best of the Best (2000), In Collaboration With (2003), dan 50:50
Dewa 19 – Album Format Masa Depan (1993) dan Terbaik Terbaik (1995), hampir seluruh lagu
ADA Band – Album Heaven of Love (2004) dan Romantic Rhapsody, mengisi drum pada lagu seperti Surga Cinta, Haruskah Ku Mati, dan Karena Wanita (Ingin Dimengerti)
Powerslaves, Nugie, KLa Project, Yovie & Nuno, Mel Shandy, Ikang Fawzi, hingga TIC Band
Rere menyebut bahwa perjalanannya sebagai drummer tidak lepas dari kerja keras, rasa ingin belajar, dan kedekatan spiritual dengan musik. “Buat saya, musik itu bukan cuma soal teknik, tapi juga tentang rasa. Drum bukan sekadar alat pukul, tapi instrumen yang menyatukan energi dalam sebuah lagu,” katanya.
Kini, meski tak lagi sering tampil di layar kaca, Rere tetap aktif bermusik dan terlibat dalam berbagai proyek produksi serta mentoring bagi musisi muda.
“Saya senang bisa berbagi pengalaman dengan generasi baru. Dunia musik terus berkembang, tapi fondasinya tetap: kejujuran dan totalitas,” ujar Rere.
Dengan jejak karyanya yang luas dan pengaruhnya yang konsisten selama lebih dari tiga dekade, Rere GrassRock layak disebut sebagai “drummer sejuta band”—julukan yang ia sandang dengan rendah hati namun penuh makna. (@DW/berbagaisumber)