Zainal Ilmi Paparkan Peran Strategis EWS dalam Menjaga Kerukunan Umat Beragama di Forum Internasional KAICIID

Lensa Kalimantan
, 6/18/2025 10:58:00 AM WIB Last Updated 2025-06-18T05:35:51Z
---

 


Jakarta – Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI memfasilitasi pelaksanaan KAICIID International Fellows Program bertema “Bersatu dalam Perbedaan, Harmoni dalam Keberagaman” di Ruang Operasi Kemenag RI, Jakarta, Selasa (17/6/2025). 


Forum internasional ini mempertemukan pemimpin agama dan pemuda lintas iman dari berbagai negara guna memperkuat jejaring diplomasi perdamaian berbasis nilai-nilai spiritual dan budaya.


Kegiatan yang melibatkan unsur Bimas Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu ini juga menghadirkan fellow dari berbagai negara seperti Arab Saudi, Irlandia Utara, Sri Lanka, Kosovo, Jepang, Portugal, Bosnia, dan Brasil.


Kepala PKUB, Dr. Muhammad Adib Abdushomad, menyampaikan bahwa Indonesia hadir sebagai episentrum gerakan kerukunan global dengan mengedepankan pendekatan ekoteologi dan praktik baik berbasis komunitas. 


Salah satu inisiatif unggulan yang menarik perhatian peserta internasional adalah pengembangan Early Warning System (EWS) untuk mendeteksi potensi gangguan kerukunan umat beragama.


"EWS bukan hanya sistem, tetapi strategi pemantauan berbasis data yang bertujuan memberikan sinyal awal atas potensi ketegangan di tengah masyarakat. Ini bagian dari mitigasi proaktif berbasis bukti," ujar Gus Adib. Ia menambahkan, sistem ini dibangun secara kolaboratif dengan melibatkan tokoh agama lokal, pemantauan media, serta indikator sosial-keagamaan, yang kemudian terintegrasi dalam sistem respons cepat lintas lembaga.



Dalam sesi dialog,Kabid Harmonisasi Kerukunan Umat Beragama PKUB Setjen Kemenag RI, Dr. H. Zainal Ilmi, M.Pd.I, CMH, turut memberikan penjelasan mendalam terkait peran strategis EWS. Ia menegaskan bahwa harmoni antarumat beragama di Indonesia selama ini telah berjalan dengan baik, namun tetap memerlukan upaya berkelanjutan dalam merawat dan menjaganya.


“Sering kali konflik sosial berdimensi keagamaan muncul bukan karena kebencian, tetapi karena kesalahpahaman atau perbedaan interpretasi,” ungkap Zainal. “Untuk itulah dibutuhkan Sistem Peringatan Dini atau Early Warning System (EWS) KUB sebagai langkah preventif dalam mendeteksi dan mengatasi potensi konflik sejak dini.”


Zainal juga menekankan bahwa EWS berbasis aplikasi ini memanfaatkan pendekatan komprehensif dan teknologi berbasis data. “Dengan sistem ini, Kementerian Agama dapat merespons secara lebih cepat, akurat, dan efektif terhadap berbagai indikasi konflik keagamaan di berbagai daerah,” imbuhnya.


Forum ini menjadi etalase praktik terbaik Indonesia dalam membangun perdamaian berbasis nilai-nilai agama dan budaya. Komitmen PKUB dan partisipasi aktif para tokoh lintas agama menunjukkan bahwa Indonesia terus memainkan peran penting dalam menciptakan dunia yang harmonis dan damai di tengah keberagaman.(@DW)


Komentar

Tampilkan

Terkini