Banjarmasin, – Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan gerakan nasional bertajuk “Ayah Mengantar Anak ke Sekolah” sebagai bagian dari upaya meningkatkan peran orang tua dalam pendidikan anak sejak hari pertama masuk sekolah.
Gerakan ini ditandai dengan terbitnya Surat Edaran Nomor 7 Tahun 2025 yang dikeluarkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Edaran tersebut mulai berlaku hari ini, Senin (14/7/2025), dan diterapkan secara nasional untuk seluruh jenjang pendidikan, dari tingkat PAUD hingga SMA/sederajat, bertepatan dengan hari pertama tahun ajaran baru 2025/2026.
“Keterlibatan seorang ayah secara langsung di hari pertama sekolah dapat memberikan rasa aman, nyaman, dan meningkatkan rasa percaya diri anak-anak kita,” ujar Menteri Koordinator Bidang PMK, Wihaji, dalam konferensi pers yang digelar Jumat (12/7/2025), dikutip dari Detik.com.
Dalam surat edaran tersebut, pemerintah juga mengimbau para aparatur sipil negara (ASN) untuk menjadi contoh dengan menyempatkan waktu di pagi hari guna mengantar anak mereka ke sekolah. Gerakan ini dinilai strategis dalam memperkuat kelekatan emosional antara ayah dan anak, serta menciptakan pengalaman berharga di hari-hari awal pendidikan formal.
Tiga tujuan utama Gerakan “Ayah Mengantar Anak ke Sekolah”:
1. Menguatkan hubungan emosional ayah dan anak.
2. Mengurangi kecemasan dan stres anak saat menghadapi lingkungan baru.
3. Meningkatkan partisipasi orang tua, khususnya ayah, dalam proses pendidikan.
Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo, menyampaikan bahwa peran ayah dalam pendidikan sering kali dianggap sekunder. Padahal, menurutnya, sejumlah studi menunjukkan bahwa kehadiran dan keterlibatan ayah memberikan dampak positif terhadap perkembangan psikologis dan sosial anak, terutama pada fase transisi seperti hari pertama sekolah.
Menindaklanjuti kebijakan ini, sejumlah Dinas Pendidikan daerah turut mengeluarkan instruksi teknis kepada sekolah-sekolah di wilayahnya. Beberapa poin penting yang disampaikan antara lain:
Sekolah diminta menyambut kehadiran ayah yang mengantar anak di hari pertama sekolah.
Kegiatan tersebut didorong untuk didokumentasikan dalam bentuk foto atau video.
Sekolah juga diminta melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada dinas pendidikan setempat sebagai bentuk evaluasi dan pelaporan program.
Di Banjarmasin, Faisal sering di sapa Ichal iloenx salah satu orang tua yang pagi tadi menghantar anaknya ke sekolah El Kautsar, siswa Madrasah Diniyah Islamiyah Muhammadiyah (MDIM) Kindaung Banjarmasin Kelas 4D.
Mengatakan, melalui kebiasaan kecil seperti rajin mengantarkan ke sekolah setiap hari, ternyata bisa membantu orangtua dalam mempererat bonding dengan anak.
"Hal ini menjadi sesuatu yang sederhana, tapi sarat akan makna," kata Ichal iloenx juga seorang Jurnalist Banua.
Gerakan ini diharapkan tidak hanya menjadi simbolik seremonial, tetapi mampu menciptakan budaya keterlibatan keluarga, khususnya ayah, dalam proses pendidikan anak sejak dini.
Pemerintah berkomitmen menjadikan hal ini sebagai bagian dari strategi pembangunan manusia Indonesia yang berkelanjutan.(red)