Martapura,Sabtu; 20 Desember 2025 — Dewan Adat Banjar (DAB) memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-1 dengan menggelar rangkaian kegiatan budaya yang berlangsung khidmat dan meriah di Martapura, Kabupaten Banjar.
Momentum ini menjadi penegasan komitmen DAB dalam menjaga, melestarikan, serta menanamkan nilai-nilai adat dan budaya Banjar kepada generasi muda.
Acara diawali dengan sambutan Ketua Umum Dewan Adat Banjar Rudi Firdaus, S.Ag, yang dalam kesempatan tersebut diwakili oleh Sekretaris Umum Markas Besar DAB, Akhmad Syafi’i, S.Pt.
Dalam sambutannya, Akhmad Syafi’i menekankan bahwa peringatan satu tahun DAB bukan sekadar seremonial, melainkan tonggak penting dalam perjalanan membangun kesadaran kolektif akan pentingnya adat dan budaya Banjar.
Turut memberikan sambutan, Gusti Azhar A., M.Pd, selaku perwakilan Kesultanan Banjar, yang menyampaikan apresiasi atas peran Dewan Adat Banjar dalam menjaga warisan budaya leluhur.
Ia menilai keberadaan DAB menjadi bagian penting dalam menjaga kesinambungan nilai adat Banjar di tengah perkembangan zaman.
Selanjutnya, sambutan disampaikan oleh H. Zainal Abidin, tokoh masyarakat Martapura, yang mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus mendukung kegiatan-kegiatan kebudayaan, khususnya yang melibatkan generasi muda sebagai pewaris budaya Banjar.
Ketua DAB Kabupaten Banjar, Akhmad Fadli, dalam sambutannya menegaskan bahwa penggunaan bahasa Banjar sangat penting karena mencerminkan identitas dan budaya masyarakat Banjar.
“Berbahasa Banjar sangat kita perlukan karena kita berbudaya Banjar. Dengan kegiatan seperti ini, kita mengangkat kembali bahasa Banjar yang di dalamnya terdapat nilai-nilai kesopanan dan adab dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Sambutan juga disampaikan oleh Drs. Rahmadi, Ketua Harian Gerdayak, serta Hendra, Ketua Markas Daerah Dewan Adat Banjar Kota Banjarbaru, yang sama-sama menyatakan dukungan terhadap keberlanjutan kegiatan budaya yang diinisiasi Dewan Adat Banjar.
Dalam rangkaian HUT ke-1 ini, Dewan Adat Banjar menggelar lomba pembacaan puisi berbahasa Banjar yang diikuti oleh 17 peserta dari berbagai kategori.
Penilaian dilakukan oleh tiga dewan juri, yakni Ali Syamsudin, Emelia Agus, dan Birhansani.
Sekretaris Umum DAB, Akhmad Syafi’i, S.Pt, menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta lomba.
“Kami Dewan Adat Banjar mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta lomba atas apresiasinya. Mari kita jaga nilai-nilai budaya Banjar,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa esensi kegiatan ini bukan sekadar mengejar prestasi.
“Apalah arti sebuah piala dan piagam tanpa ada aplikasi kepada masyarakat dan generasi berikutnya untuk menjaga nilai-nilai budaya, khususnya warisan Banjar,"
"Ke depan, ini harus menjadi motivasi untuk terus ditingkatkan dan memberi semangat kepada adik-adik serta teman-temannya,” katanya.
Lebih lanjut, Akhmad Syafi’i berharap kegiatan serupa dapat menjadi agenda rutin.
“Mudah-mudahan acara semacam ini akan kita laksanakan setiap tahun menyambut ulang tahun Dewan Adat Banjar. Tahun depan kita harapkan bisa lebih baik, lebih meriah, dan lebih bergengsi,” tambahnya.
Perwakilan dewan juri, Birhansani, menyampaikan harapannya agar kualitas peserta terus meningkat pada ajang berikutnya.
“Kita berharap ke depan anak-anak lebih bagus lagi penghayatannya, karena berbahasa Banjar adalah bentuk pelestarian. Mereka harus menggali kosakata yang benar-benar bahasa Banjar, jangan sampai bahasa Indonesia dibuat-buat seolah-olah bahasa Banjar,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa generasi muda perlu memahami kosakata asli bahasa Banjar.
“Di sinilah generasi muda. Ayo, dengan acara seperti ini kita bangkitkan kembali semangat mereka untuk mencintai bahasanya sendiri, yaitu bahasa Banjar,” ujarnya.
Sementara itu, Nur Syifa Qalbiyah, siswi SMAN 1 Martapura yang berhasil meraih Juara 1 kategori SLTA sekaligus Juara Umum, mengaku bangga dan termotivasi untuk terus melestarikan bahasa Banjar.
“Pastinya dalam kehidupan sehari-hari akan kita terapkan berbahasa Banjar. Jangan sampai kita terlalu fokus dengan teknologi hingga lupa bahwa kita memiliki budaya Banjar yang harus dilestarikan,” tuturnya.
Ia menambahkan, pelestarian bahasa Banjar harus dimulai dari lingkungan terdekat.
“Setiap hari, baik di keluarga maupun di sekolah, kita harus tetap melestarikan budaya bahasa Banjar,” katanya.
Terkait persiapan lomba, Nur Syifa mengungkapkan bahwa prosesnya tidak mudah.
“Persiapan mengikuti lomba puisi ini tentu tidak mudah. Saya sudah mengikuti berbagai lomba sejak kelas 2 SD. Latihan yang konsisten, mempelajari kembali kosakata bahasa Banjar, serta dukungan orang tua dan guru pembimbing menjadi kunci keberhasilan saya,” pungkasnya.
Daftar Pemenang Lomba Berdasarkan Penilaian Juri :
Kategori SD
Juara 1: Dyanda Agni Addifa — Nilai 855
Juara 2: Moza Irfa Aisyana Kaml— Nilai 805
Juara 3: Afika Aulia Akhmal — Nilai 775
Kategori SLTP
Juara 1: Dhia Wanda Salsabila — Nilai 990
Juara 2: Zahra Fathiya Rahma — Nilai 845
Juara 3: Husni — Nilai 797
Kategori SLTA
Juara 1: Nur Syifa Qalbiyati — Nilai 942
Kategori Universitas
Juara 1: Nazwatunisa — Nilai 947
Juara 2: Salsabila — Nilai 789
Juara 3: Annisa Rippah Aulia — Nilai 780
Kategori Umum
Juara 1: Aprilia Putri — Nilai 841
Juara 2: M. Al Hudari — Nilai 831
Juara 3: Tirta — Nilai 824
@lala





