Setelah kalah Sidang Prapradilan Paman Birin : Pegawai Resah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ada agenda bakal di bubarkan

Lensa Kalimantan
, 11/15/2024 08:48:00 PM WIB Last Updated 2024-11-15T13:52:55Z
---

Jakarta - Salah seorang pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bidang penindakan menyampaikan keresahan lewat surat elektronik atau e-mail internal menyikapi kekalahan lembaga antirasuah melawan mantan Gubernur Kalimantan Selatan atau Kalsel Sahbirin Noor alias Paman Birin.


Menurut dia, ada faktor non teknis di level kebijakan yang membuat KPK harus menghormati putusan praperadilan yang memenangkan Paman Birin.


"Melihat berita di bawah terkait dengan putusan Paman Birin dan kritik-kritik pengamat setelahnya membuat hati ini sungguh miris dan sedih. 


Saya yakin hal yang terjadi sesungguhnya atas kekalahan ini bukanlah karena keteledoran teknis atau ketidakprofesionalan penyidik melainkan ada faktor 'non teknis" pada level 'kebijakan'," tulis pegawai yang enggan disebut identitasnya dalam e-mail internal yang diperoleh lensakalimantan dari cnnindonesia.com.Jum'at, (15/11/2024).


Lanjutnya, terlalu banyak 'bisik-bisik' di grup pegawai dan celoteh di belakang terkait dengan 'ketidakprofesionalan' dalam 'menangani' sebuah perkara di periode pimpinan KPK saat ini.


"Aroma 'tebang pilih' atau 'memilih-milih' terasa sangat kental dan kentara. 


Ini pulalah yang kemudian membuat masyarakat di luar meneriakkan kritik-kritik yang sangat-sangat tajam ke KPK bahkan teriakan itu sudah sampai pada tahap permintaan untuk pembubaran." Ujarnya.


Ia berujar di periode kepemimpinan saat ini sangat sulit mencari 'penangkal' merespons kritik di banyak media. 


Hal itu disebabkan sudah banyak kasus di internal mulai dari dugaan korupsi mantan Ketua KPK Firli Bahuri, kasus dugaan pemerasan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) KPK, kasus perjalanan dinas hingga pelanggaran etik pimpinan.


"KPK yang dulu dibanggakan, sekarang pada titik kepercayaan yang rendah di mata masyarakat," imbuh dia.


"Pertanyaannya, mau sampai kapan kondisi seperti ini dibiarkan? Apakah kita mau melihat KPK dibubarkan? Apakah pimpinan dan pengambil kebijakan tidak menyayangi KPK dan orang-orang yang tulus dan total bekerja di dalamnya?" Katanya lagi.


"Apakah sudah tak ada lagi kebanggaan bekerja di institusi ini? Institusi yang dalam sejarahnya berani menyentuh semua oknum koruptor pada semua level-level tinggi eksekutif, yudikatif dan legislatif bahkan pernah berani menyentuh besan presiden," sambungnya.


Ia menuturkan alasannya mencurahkan isi hati melalui e-mail internal. 


Sebab, kata dia, sudah lama e-mail internal tidak diisi oleh saran dan masukan kepada pimpinan. 


Ia menambahkan sudah lama pula nuansa egaliter hilang dalam ruang komunikasi KPK.


"Tulisan ini adalah ungkapan rasa sayang kepada pimpinan sebagai Ayah kami.


Ini bukan tulisan minta naik tunjangan dan gaji. Apa yang diberikan negara Alhamdulillah cukup bagi kami. 


Kami hanya merindukan sosok 'AYAH' yang berani dan tegas dalam menegakkan hukum," ungkap dia.


Ia berharap pimpinan KPK dengan bijaksana bisa memahami keresahan semua pegawai yang masih peduli terhadap lembaga.


"Saya berdoa semoga Allah SWT selalu memberikan Kesehatan, Petunjuk dan Hidayah kepada Pimpinan KPK dan semua pengambil kebijakan di KPK untuk menegakkan keadilan dengan seadil-adilnya tanpa kepentingan pragmatis pribadi," tutup dia mengakhiri keresahannya tersebut.


Hakim tunggal Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan Afrizal Hady menyatakan KPK bertindak sewenang-wenang dalam melakukan penyidikan terhadap Paman Birin. Hakim menilai penetapan tersangka terhadap Paman Birin tidak sah dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat.(red).

Komentar

Tampilkan

Terkini