Perpisahan Siswa SMAN 1 Sungai Tabuk Diduga Digelar di Klub Malam, Warganet Soroti Pilihan Lokasi

Lensa Kalimantan
, 5/09/2025 05:15:00 PM WIB Last Updated 2025-05-09T11:19:57Z
---

 


BANJARMASIN, – Acara pengukuhan dan perpisahan siswa kelas XII SMAN 1 Sungai Tabuk, Kalimantan Selatan, menjadi sorotan publik usai diketahui diduga gelar di sebuah tempat hiburan malam di Kota Banjarmasin.


Acara yang berlangsung di Hex..., salah satu venue hiburan malam yang cukup dikenal di kota tersebut, menuai beragam reaksi dari masyarakat, khususnya di media sosial.


Sejumlah warganet mempertanyakan keputusan pihak penyelenggara yang memilih tempat yang identik dengan kehidupan malam untuk menggelar momen kelulusan. 


Padahal, acara semacam itu umumnya berlangsung di lingkungan sekolah atau gedung serbaguna milik pemerintah.


Pemerintah sendiri telah berulang kali mengimbau agar kegiatan perpisahan siswa dilakukan secara sederhana. 


Selain bertujuan meringankan beban orang tua, penyelenggaraan di tempat yang lebih netral juga dinilai lebih mencerminkan nilai-nilai pendidikan.


Hingga Jum'at (9/5/2025), belum ada pernyataan resmi dari pihak sekolah mengenai alasan pemilihan lokasi tersebut. 


Namun, dalam dokumentasi yang beredar, acara tampak dihadiri oleh guru, siswa, serta orang tua.


Diketahui, setiap siswa dikenakan iuran sebesar Rp350.000 untuk mengikuti rangkaian kegiatan, termasuk perpisahan, khataman massal, dan foto ijazah.


Saat dikonfirmasi, Kepala Sekolah SMASSTA, Elly Agustina, menyampaikan bahwa seluruh kegiatan tersebut diinisiasi oleh siswa secara mandiri. Pihak sekolah, menurutnya, tidak terlibat langsung dalam pemilihan tempat maupun teknis acara.


“Sebenarnya sekolah sempat membentuk panitia, tapi siswa juga membuat panitia sendiri dan mereka yang mengatur semuanya,” ujarnya.


Sekolah hanya memberikan pendampingan agar kegiatan tetap aman dan tertib, bahkan sempat berkoordinasi dengan pihak kepolisian sebagai langkah antisipasi.


“Kami awalnya tidak tahu bahwa Hexagon merupakan THM. Kami diberi tahu itu hanya kafe dan resto. Jadi selama acaranya digelar siang hari dan tertib, kami izinkan,” lanjutnya.


Namun tetap saja, publik mempertanyakan pilihan lokasi yang dinilai kurang tepat dan bisa mencoreng citra dunia pendidikan.


Perpisahan sekolah seharusnya menjadi momen reflektif, bukan ajang glamor yang justru menimbulkan kontroversi.


Peristiwa ini menambah daftar diskusi publik mengenai etika dan kebijakan dalam penyelenggaraan kegiatan sekolah, khususnya menyangkut tempat dan konteks acara.(tim)

Komentar

Tampilkan

Terkini